Pengertian Jaringan Syaraf Tiruan
1. Pengertian Jaringan Syaraf Tiruan
Jaringan Syaraf Tiruan dibuat pertama kali pada tahun 1943 oleh
neurophysiologist Waren cCulloch dan logician Walter Pits, namun teknologi yang
tersedia pada saat itu belum memungkinkan mereka berbuat lebih jauh. Jaringan
Syaraf Tiruan adalah paradigma pemrosesan suatu informasi yang terinspirasi
oleh sistim sel syaraf biologi, sama seperti otak yang memproses suatu
informasi. Elemen mendasar dari paradigma tersebut adalah struktur yang baru
dari sistim pemrosesan informasi. Jaringan Syaraf Tiruan, seperti manusia,
belajar dari suatu contoh. Jaringan Syaraf Tiruan dibentuk untuk memecahkan
suatu masalah tertentu seperti pengenalan pola atau klasifikasi karena proses
pembelajaran. Jaringan Syaraf Tiruan berkembang secara pesat pada beberapa
tahun terakhir. Jaringan Syaraf Tiruan telah dikembangkan sebelum adanya suatu
komputer konvensional yang canggih dan terus berkembang walaupun pernah
mengalami masa vakum selama beberapa tahun.
2. Perbandingan Jaringan Syaraf
Tiruan dengan Konvensional Jaringan Syaraf Tiruan memiliki pendekatan yang
berbeda untuk memecahkan masalah bila dibandingkan dengan sebuah komputer
konvensional. Umumnya komputer konvensional menggunakan pendekatan algoritma
(komputer konvensional menjalankan sekumpulan perintah untuk memecahkan
masalah). Jika suatu perintah tidak diketahui oleh komputer konvensional maka
komputer konvensional tidak dapat memecahkan masalah yang ada. Sangat penting
mengetahui bagaimana memecahkan suatu masalah pada komputer konvensional dimana
komputer konvensional akan sangat bermanfaat jika dapat melakukan sesuatu
dimana pengguna belum mengatahui bagaimana melakukannya. Jaringan Syaraf Tiruan
dan suatu algoritma komputer konvensional tidak saling bersaing namun saling
melengkapi satu sama lain. Pada suatu kegiatan yang besar, sistim yang
diperlukan biasanya menggunakan kombinasi antara keduanya (biasanya sebuah
komputer konvensional digunakan untuk mengontrol Jaringan Syaraf Tiruan untuk
menghasilkan efisiensi yang maksimal. Jaringan Syaraf Tiruan tidak memberikan
suatu keajiban tetapi jika digunakan secara tepat akan menghasilkan sasuatu
hasil yang luarbiasa.
3. Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan
Syaraf Tiruan mampu menggambarkan setiap situasi adanya sebuah hubungan antara
variabel predictor (independents, inputs) dan variabel predicted (dependents,
outputs), ketika hubungan tersebut sangat kompleks dan tidak mudah untuk
menjelaskan kedalam istilah yang umum dari “correlations” atau “differences
between groups”. Beberapa contoh permasalahan yang dapat dipecahkan secara baik
oleh Jaringan Syaraf Tiruan antara lain :
a) Deteksi Fenomena kedokteran.
Berbagai indikasi yang berhubungan dengan kesehatan (kombinasi dari denyut
jantung, tingkatan dan berbagai substansi dalam darah, dll) dapat dimonitoring.
Serangan pada kondisi kesehatan tertentu dapat dihubungan dengan perubahan
kombinasi yang sangat kompeks (nonlinear dan interaktif) pada subset dari
variabel, dapat dimonitoring. Jaringan Syaraf Tiruan telah digunakan untuk
mengenali pola yang diperkirakan sehingga perlakuan yang tepat dapat dilakukan.
b) Untuk mendeteksi golongan darah
manusia Dengan menggunakan pengolahan citra. Manusia berusaha keras dengan
segala kemampuannya untuk menirukan kehebatan yang mereka miliki, misalnya
seorang dokter dengan keahliannya dapat membedakan golongan darah manusia
antara A, B, AB, dan O. Dengan pendekatan kecerdasan buatan, manusia berusaha
menirukan bagaimana pola- pola dibentuk. Jaringan Syaraf Tiruan telah
dikembangkan sebagai generalisasi model matematik dari pembelajaran manusia.
c) Prediksi Pasar Saham. Fluktuasi
dari harga saham dan index saham adalah contoh lain yang kompleks, multidimesi
tetapi dalam beberapa kondisi tertentu merupakan phenomena yang dapat prediksi.
Jaringan Syaraf Tiruan telah digunakan oleh analis teknik untuk membuat
prediksi tentang pasar saham yang didasarkan atas sejumlah faktor seperti
keadaan masa lalu bursa yang lain dan berbagai indikator ekonomi.
d) Perjanjian Kredit. Berbagai
informasi biasanya didapat dari seorang peminjam seperti umur, pendidikan,
pekerjaan dan berbagai data lain. Setelah pembelajaran dari Jaringan Syaraf
Tiruan tentang data peminjam, analisis Jaringan Syaraf Tiruan dapat
mengidentifikasi karaktersetik peminjam sehingga dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan peminjam terhadap resiko peminjam dalam kategori baik atau
buruk
e) Monitoring Kondisi Mesin.
Jaringan Syaraf Tiruan dapat digunakan untuk memangkas biaya dengan memberikan
keahlian tambahan untuk menjadwalkan perawatan mesin. Jaringan Syaraf Tiruan
dapat dilatih untuk membedakan suara sebuah mesin ketika berjalan normal
(“false alarm”) dengan ketika mesin hampir mengalami suatu masalah. Setelah periode
pembelajaran, keahlian dari Jaringan Syaraf Tiruan dapat digunakan untuk
memperingatkan seorang teknisi terhadap kerusakan yang akan timbul sebelum
terjadi yang akan menyebabkan biaya yang tidak terduga.
f) Pemeliharaan Mesin. Jaringan
Syaraf Tiruan telah digunakan untuk menganalisis input dari sebuah sensor pada
sebuah mesin. Dengan mengontrol beberapa parameter ketika mesin sedang
berjalan, dapat melakukan fungsi tertentu misalnya meminimalkan penggunaan
bahan bakar. 4. Kesimpulan Jaringan Syaraf Tiruan mulai dilirik banyak kalangan
karena mempunyai banyak kelebihan dibandingkan system konvensional. Jaringan
Syaraf Tiruan mewakili pikiran manusia untuk mendekatkan diri dengan komputer,
maksudnya Jaringan Syaraf Tiruan dirancang agar komputer dapat bekerja
seperti/layaknya otak manusia.
Berikut ini beberapa keunggulan dari Jaringan
Syaraf Tiruan adalah :
1. Adaptive learning: Suatu kemampuan untuk melakukan
suatu kegiatan yang didasarkan atas data yang diberikan pada saat pembelajaran
atau dari pengalaman sebelumnya.
2. Self-Organisation: Dapat membuat
organisasi sendiri atau me-representasikan informasi yang didapat pada saat
pembelajaran.
3. Real Time Operation: Dapat
menghasilkan perhitungan parallel dan dengan device hardware yang khusus yang
dibuat akan memberikan keuntungan dengan adanya kemampuan tersebut.
4. Fault Tolerance melalui Redundant
Information Coding: Kerusakan pada bagian tertentu dari jaringan akan
mengakibatkan penurunan kemampuan. Beberapa jaringan mempunyai kemampuan untuk
menahan kerusakan besar pada jaringan.
5. Kelebihan Jaringan Syaraf Tiruan
terletak pada kemampuan belajar yang dimilikinya. Dengan kemampuan tersebut
pengguna tidak perlu merumuskan kaidah atau fungsinya. Jaringan Syaraf Tiruan
akan belajar mencari sendiri kaidah atau fungsi tersebut. Dengan demikian
Jaringan Syaraf Tiruan mampu digunakan untuk menyelesaikan masalah yang rumit
dan atau masalah yang terdapat kaidah atau fungsi yang tidak diketahui.
6. Kemampuan Jaringan Syaraf Tiruan
dalam menyelesaikan masalah yang rumit telah dibuktikan dalam berbagai macam
penelitian.
No comments:
Post a Comment